Baju adat Sumatera Selatan mempunyai beberapa macam busana yang berbau tradisional, salah satunya yaitu pak sangkong dan juga aesan gede. Yang mana pakaian pak sangkong dan juga Aesan adalah busana adat Sumatera Selatan yang digunakan apabila ada acara resepsi pernikahan yang begitu mewah di Palembang.
Ada berbagai busana adat dari Sumatera Selatan salah satunya yaitu aesan gede, jadi pakaian hiasan pembesar di Palembang dan pak sangkong terdapat pakaian 8 dewa yang mana merupakan syarat dari pada simbol keagungan.
Menjadi ciri khas tersendiri busana atau pakaian adat di Palembang dikenal juga dengan Aesan Gede memberikan makna kebesaran serta keagungan, ini terdapat pada masa kerajaan Sriwijaya di masa yang lampau.
Baju Adat Sumatera Selatan Aesan Paksangkong

Busana atau pakaian ini sering dipergunakan apabila ada acara adat pernikahan atau acara Kegiatan peresmian kebudayaan ( adat istiadat). Dalam busana yang terdiri dari Mahkota paksangkong ini terdapat hiasan pada kepala yang mana dipakai di bagian keningnya.
Lalu pada mahkota ada motif atau hiasan seperti bunga teratai serta berupa setangkai bunga mawar dan gaya motifnya berbentuk bulat atau lingkaran. Makna dari bunga teratai tersebut adalah simbol memiliki kesucian sedangkan bunga mawar yaitu memiliki makna kekeluargaan yang begitu harmonis.
Terakhir lingkaran mempunyai arti bahwa benda angkasa pada matahari sebagai bukti adanya kepercayaan kepada Tuhan, jadi maksud dari keseluruhan yaitu mahkota paksangkong memiliki simbol makna kesucian serta kepercayaan kepada Tuhan.
Memiliki baju kurung dimana digunakan oleh pengantin perempuan bisa memperoleh dampak dari adat Islam-Melayu, agar serasi baju kurung tersebut ada gaya motif yang senada dengan jubah pada pengantin pria.
Motif yang gayanya seperti bunga yang bertaburan memiliki simbol makna bahwasannya pengantin wanita berbahagia atas acara pernikahan yang telah jalani, lalu kain songket yang terdapat pada pakaian paksangkong digunakan barengan dengan kain songket tersebut, itu adalah ciri dari khas pada pakaian adat sumatera selatan.
Ada juga rompi mempunyai motif tunas tumbuhan serta pola zig-zag yang geometris, maksud dari tunas tersebut yaitu agar manusia bisa memberikan manfaat bagi orang lain dan tidak merugikan orang lain, sedangkan motif zig-zag tersebut maksud simbolnya sama dengan motif songket.
Jubah yang dipakai juga akulturasi dari adat arab, seperti baju memiliki panjang motif bunga teratai yang bertabur seperti mengapung di air, makna dari teratai tersebut juga memiliki arti bahwasannya pengantin berbahagia atas pernikahan yang mereka lakukan.
Dan yang terakhir adalah dodot mempunyai gaya motif yang mirip dengan kain songket tersebut, ini mempunyai arti bahwasannya pengantin tersebut harus ramah, juga makhluk yang harus bisa bersosial kepada orang lain serta tidak tinggi hati alias sombong.
Baca Juga : 9 Contoh Alat Musik Tradisional dari Jawa Tengah
Baju Adat Sumatera Selatan Besemah

Kedua ada pakaian tradisional yang asalnya dari kota Pagaralam Sumatera Selatan, pakaian adat sumatera selatan besemah juga biasanya sering digunakan juga ketika ada acara pernikahan kebudayaan oleh masyarakat.
Gaya atau motif desain yang terdapat pada pakaian tersebut ada warna yang dimiliki tersebut sebuah kemakmuran dan keagungan menurut dari adatnya, mempergunakan bahan kain berupa beludru merah. Para pria menggunakan songket yang stylenya sarung sedangkan pengantin perempuan memiliki pernak-pernik pada kain menggunakan beludru merah tersebut.
Lalu pada bagian kepalanya biasanya disebut “singal” merupakan mahkotanya, mahkota tersebut dipakaikan juga pernak-pernik atau kondo emas yang memiliki simbol yang agung juga makmur menurut kebudayaan mereka.
Baju Adat Sumatera Selatan Aesan Gede

Jadi maksud dari Aesan yaitu hiasan sedangkan gede berarti pembesar, maka jika disatukan memiliki arti pakaian hiasan pembesar pada adat palembang (Sumatera Selatan). Baju adat sumatera selatan ini memiliki warna lebih dominan merah dengan menggunakan benang berwarna emas dari proses tenunan kain songket.
Pada masa lampau lalu bahwasannya citra sumatera tersebut dikenal orang sebutan swarnadipa atau bisa dibilang pulau emas yang mempunyai unsur keemasan juga gemerlap.
Pakaian aesan gede pada pengantin perempuan yang digunakan yaitu baju kurung berwarna merah, yang memiliki gaya motif bunga bintang yang bertaburan warna keemasan serta dikombinasikan oleh songket lepus dengan proses penyulaman warna emas.
Baju adat ini juga menutupi dada, dan mempunyai mahkota dengan gaya berbunga serta perhiasan lainnya, lalu pengantin pria memiliki jubah motif bunga emas yang bertaburan juga, kain songket, celana serta songkok emas untuk mahkota prianya.
Perlu diketahui juga bahwasannya atribut pada pakaian pak sangkong dengan aesan gede memiliki kesetaraan atau kemiripan. Aesan gede yang lebih condong kearah lebih mewah sedangkan pak sangkong kelihatannya lebih anggun.
Lalu pengantin laki-lakinya menggunakan songket lepus prose sulam yang berwarna emas yang mana dikombinasikan dengan jubah bermotif bunga keemasan, serta celana juga selempang dan terakhir mahkotanya menggunakan songkok emas juga.
Sedangkan pengantin wanita menggunakan dodot atau baju kurung yang memiliki warna merah motif bintang keemasan yang bertaburan, hiasan pada mahkotanya pak sangkong lalu kain yang proses sulam warna emas dan teratai yang menutupi dada.
Baju Adat Sumatera Selatan Banyuasin

Perlu diketahui juga Baju Adat ini mempunyai ciri khas dan sering dipergunakan dalam acara pengantin pernikahan juga. Warnanya juga menjadi perbedaan dibanding baju adat sumatera selatan lainnya.
Mempunyai warna yang cukup gelap serta kombinasinya dengan warna kuning keemasan. Busana ini banyak digunakan seperti baju kurung dengan pernak-perniknya atau aksesoris, jika wanita ia menggunakan aksesoris untuk penutup kepalanya.
Baju Adat Sumatera Selatan Ogan Ilir

Jenis busana pada adat ini ada di Kabupaten Ogan Ilir, memiliki kombinasi dari baju pada laki-laki dan perempuan yang dibalut dengan songket ciri khasnya tenun tersebut. Yang menjadikan busana tersebut kelihatan lebih anggun dibanding lainnya.
Aksesoris dari pakaian adat ini gunakan terkhususnya menggunakan pada penutup kepala yang mirip dengan jenis pakaian pada Aesan Gede. Sudah menjadi daya tarik sendiri pada pakaian Ogan Ilir ini.
Baju Adat Sumatera Selatan Empat Lawang

Terakhir yaitu pakaian adat di kabupaten empat lawang, merupakan busana yang terkenal di suatu tempat yaitu kopi empat lawang, terkenal akan kopi semendo yang merupakan ciri khasnya.
Pakaian tradisional pada Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan mempunyai gaya yang bermotif bunga juga, lalu memiliki jubah yang cukup memanjang ke arah bawah. Lalu menggunakan songket agar menjadi lebih menarik dan ciri khas pakaian itu sendiri.
Model dari pakaian tersebut, memiliki warna merah yang lapisannya ada motif warna emas, dan penutup kepala yang identik atau mirip dengan pakaian adat pada Aesan Paksangkong.
Mungkin itu saja informasi dari kami berikan semoga bisa memberikan pengetahuan yang baik buat kamu, mari simak juga informasi lainnya di markaspintar.com.Terimakasih atas Kunjungannya.