Apa Pengertian dari Posesif, Ciri-Ciri dan Penyebabnya

posesif

Pikiran negatif yang sering muncul dalam hubungan romantis. Memiliki pasangan biasanya hanya merusak atau memperburuk hubungan romantis. Ada banyak alasan mengapa pasangan bisa menjadi posesif, seperti masalah kepercayaan, kecemburuan, atau harga diri yang rendah.

Jika kita melihat asal kata, kata posesif sebenarnya berasal dari kata bahasa Inggris “possessive” yang berarti “keadaan posesif”. Arti dari posesif ini juga sesuai dengan kaidah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI, posesif berarti memiliki perasaan menjadi miliknya. Selain itu, KBBI menjelaskan makna posesif dalam hubungan romantis, yakni memiliki sifat cemburu.

Posesif adalah sifat yang bisa menjadikan orang tersebut merasa seperti tuan. Dengan kata lain, orang yang memiliki sifat ini percaya bahwa pasangannya itu nyata dan dapat dilenyapkan dengan cara apa pun. Dia mengontrol apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan selama percakapan, dan ketika percakapan tidak berjalan sesuai rencana, dia cemburu. Sayangnya, beberapa orang melihat sifat ini sebagai bentuk perhatian, bahkan jika itu menciptakan hubungan yang tidak sehat.

Posesif yang terjadi dalam suatu hubungan adalah ketika seseorang memiliki rasa keinginan yang tinggi terhadap pasangannya. Ini sering mengarah pada hal-hal yang lebih negatif daripada kecemburuan. Sikap posesif dapat berkisar dari melarang Anda berkencan dengan siapa pun kecuali dia, membuntuti Anda secara diam-diam, atau bahkan mengancam akan menyakiti Anda jika Anda tidak melakukan apa yang dia inginkan. Intinya, dia merasa kamu miliknya.

Di zaman modern ini, posesif tidak hanya bersifat fisik. Orang yang benar-benar posesif tidak hanya dapat memeriksa ponsel cerdas Anda sesekali, tetapi juga terhubung dengan semua orang di sekitar Anda, jauh dari Anda. Wah, menakutkan juga!

Baca Juga : Apa Pengertian Have Fun, Thought dan Up To You

Ciri- Ciri Orang yang Mempunyai Kepribadian Posesif

Setiap orang mungkin memiliki cara berbeda untuk menahan pasangannya. Yang paling umum adalah melarang Anda bertemu teman, memantau aktivitas media sosial Anda, dan meminta kata sandi email dan ponsel cerdas. Jika Anda pergi sendiri, dia akan mengikuti Anda secara diam-diam.

Ada ajaran lain yang, meski mungkin tidak sejelas sebelumnya, tetap penting untuk hubungan Anda. Pasangan yang posesif biasanya selalu menjadi orang yang membuat keputusan. Apakah Anda pergi keluar dengan teman-teman Anda tergantung pada itu. Pakaian seperti apa yang ingin Anda kenakan juga harus disetujui olehnya. Ketika Anda mempertanyakan sikapnya, dia mengatakan dia melakukan segalanya karena cinta.

Mungkin kamu masih bisa bersabar dengan dia selama ini, dia selalu mengecek smartphone kamu dan melarang kamu pergi dengan teman-temanmu karena kamu masih percaya itu bukti bahwa dia mencintaimu. Tetapi Popbela merekomendasikan untuk segera menjauh darinya dan mencari bantuan jika tindakannya mengancam keselamatan Anda.

Tidak menghargaimu

apa itu posesif

Dalam beberapa kasus, sikap posesif berbentuk kata-kata kasar, sarkasme, komentar kritis, atau salam kasar. Hal ini dilakukan untuk menurunkan rasa percaya diri Anda, sehingga Anda akan merasa tidak berdaya untuk mencari hubungan lain selain pasangan Anda saat ini. Bahkan tidak jarang, sifat ini tunjukkan juga kepada mantan, Anda, dan orang-orang di sekitar Anda.

Kecemburuan yang berlebihan

cemburu

Posesif juga identik dengan kecemburuan. Hal itu diwujudkan dalam banyak hal, mulai dari interogasi, pengujian, penguntitan, pengecekan ponsel dan akun media sosial, hingga pemutusan hubungan dengan orang lain yang membuatnya cemburu. Jika hal ini dilakukan oleh pasangan Anda, maka Anda perlu waspada. Apalagi jika dia selalu menanyakan keberadaanmu, cemburu tanpa alasan, dan meminta bukti foto saat kamu berada di suatu tempat.

Salah satu karakteristik pasangan posesif yang paling mencolok adalah mereka rentan terhadap kecemburuan yang berlebihan. Hal ini biasanya diwujudkan melalui tes, interogasi, pengecekan ponsel, bahkan menguntit pasangan.

Selalu mengancam

ancaman

Orang posesif mengancam pasangannya jika keinginannya tidak terpenuhi. Ia juga akan melakukan apa saja untuk membuat pasangannya patuh, termasuk mengancam akan pergi atau bahkan bunuh diri jika pasangannya tidak menurut.

Selalu terkendali

Orang yang posesif cenderung mengontrol apa yang bisa dan tidak bisa dipakai, dilakukan, dan dimiliki pasangannya. Itu sebabnya orang yang posesif menetapkan aturan tentang dengan siapa Anda bisa berteman, pakaian apa yang bisa Anda kenakan, dan aturan lain yang umumnya tidak berarti.

Orang yang posesif mendominasi suatu hubungan. Hal ini terlihat dari seberapa sering ia mengatur atau mengontrol segala sesuatunya. Seperti apa yang pasangan bisa dan tidak bisa lakukan. Bahkan, orang posesif juga kerap mengatur kehidupan pasangannya, mulai dari pakaian yang dikenakan hingga pertemanan.

Emosi yang tidak stabil

Ini terjadi karena orang yang percaya diri merasa seperti tidak bisa menangkap umpan. Jadi dia kecewa dan marah ketika pasangannya melakukan sesuatu yang menurutnya tidak benar. Cantumkan alasan yang dibuat-buat untuk berita keterlambatan pasangan, terlambat pulang tepat waktu, bertemu seseorang yang tidak Anda sukai, dll. Bahkan, tidak jarang perasaan kecewa ini terwujud dalam bentuk kekerasan fisik, seperti ditampar atau dipukul.

Pasangan posesif juga cenderung memiliki emosi yang tidak stabil atau tidak terkendali. Hal ini terjadi karena orang yang posesif sangat takut kehilangan pasangannya.

Berdasarkan penjelasan posesif di atas, sikap posesif pasangan bisa jadi merupakan indikator hubungan yang tidak sehat. Oleh karena itu, penting untuk memahami karakteristik pasangan posesif. Karena itu, kita dapat lebih menentukan sikap dalam hubungan yang wajar.

Penyebab Orang Bisa Posesif

dikarenakan kurangnya interaksi antara dua pihak, atau pasangan yang salah satu pihak memiliki perasaan lebih besar. Sehingga muncul perasaan posesif karena kasih sayang begitu tinggi namun dalam hal percintaan posesif boleh saja, tapi kalau sudah berlebihan percintaan tersebut tidak menjadi baik lagi.

Apalagi jika salah satu pasangan yang posesif sudah tidak nyaman lagi, sehingga bisa menyebabkan terjadinya keretakan cinta dalam suatu hubungan. Terkadang munculnya sikap posesif juga orang tersebut terlalu over thinking sama pasangan yang begitu dicintainya.

Salah satu penyebab posesif adalah kurangnya rasa percaya diri. Kurangnya kepercayaan diri mungkin adalah penyebab paling umum dalam hubungan. Jika hal ini terus berlanjut, bisa menimbulkan rasa tidak aman yang bisa berujung pada posesif pada pasangan.

Kemungkinan sikap cenderung terus berkembang dan secara konsisten tetap tersembunyi pada awalnya. Dalam hubungan asmara, ungkapan ini sering dilihat sebagai ungkapan kekaguman dan rasa terima kasih dari pihak lain. Namun, sifat ini belum tentu merupakan kanvas yang cocok untuk asmara, perenungan, atau kasih sayang.

Tapi ingat, sikap posesif terlalu mengontrol perilaku. Jadi sebenarnya, jika pasangan menjodohkan kekasih, asalkan wajar memberikan batasan-batasan tertentu untuk kepentingan sang kekasih, itu sah-sah saja. Harus ada rencana sebelum seseorang dapat mengubah cara hidup mereka saat ini.

Efek posesif selanjutnya adalah membuat pasangan semakin emosional. Merasakan kondisi jiwa yang terkekang dan sering terjadi salah paham dapat mendorong orang untuk lebih emosional. Ketika orang yang emosional bertemu dengan orang yang emosional, mereka cenderung bertengkar. Yuk simak lagi info lainnya.